Minggu, 14 Juli 2013

"Uang Bukan Faktor Penentu Hasil Pilgub"


SUARA MERDEKA
Kamis, 09 Nopember 2006

SEMARANG - Wakil Gubernur (Wagub) Jateng, Drs H Ali Mufiz MPA menyatakan uang bukan faktor penentu dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jateng 2008. Namun, yang lebih penting adalah figur calon yang diusung.

Meski demikian, Wagub memperkirakan di Jateng belum bisa terjadi demokrasi yang murah dalam pilkada nanti. Salah satu faktor yang membuat pelaksanaan pilgub membutuhkan dana besar adalah jumlah pemilih.

"Memang, uang bukan faktor penentu dalam Pilgub 2008. Namun, dalam pemilihan yang diperkirakan akan diikuti 24 juta pemilih dan membutuhkan 43.000 tempat pemungutan suara (TPS) itu, sudah barang tentu penyelenggaraannya membutuhkan biaya yang besar," ungkap Ali Mufiz saat menerima Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Provinsi Jateng, di ruang kerjanya, Rabu (8/11).

Rombongan dipimpin Ketua KDW, Mohammad Saronji. KDW beraudiensi dengan Wagub berkait dengan rencana kegiatan diskusi menjelang pilgub. Diskusi yang digelar bekerja sama dengan DPRD Jateng itu, direncanakan mengangkat tema "Menyerap Aspirasi Publik Menuju Pilgub Jateng Berkualitas dan Demokratis". Kegiatan itu diselenggarakan Sabtu, 18 November mendatang, di Bandungan, Kabupaten Semarang.

Belum terwujudnya pilkada yang murah, lanjut Ali Mufiz, menyebabkan setiap calon gubernur harus menyediakan biaya yang besar. Digambarkannya, bila calon harus menyiapkan gambar diri dengan harga Rp 100 per lembar, maka biaya yang harus dikeluarkan bisa mencapai Rp 2,4 miliar.

"Padahal foto yang pantas itu harganya Rp 1.000 per lembar. Kalau harganya seribu rupiah, biaya pembuatan gambar diri bisa mencapai Rp 24 miliar," jelasnya.

Selain itu, para calon masih harus menanggung saksi untuk 43.000 TPS yang tersebar di seluruh Jateng.

"Pertanyaan saya, apa ada saksi yang mau diberi uang Rp 1.000? Jadi sekali lagi, harus ada biaya standar yang harus disediakan calon. Itu adalah sesuatu yang mutlak harus dikeluarkan dan tidak berkaitan dengan money politics," ujar Ali Mufiz.

Pilgub Kapitalis

Gubernur Jateng, H Mardiyanto belum lama ini juga mengingatkan fenomena pilgub kapitalis, yakni apabila calon pasangan untuk bisa maju dalam bursa pencalonan dan berupaya memenangi proses pemilihan pada saat pencoblosan dengan cara politik uang, bisa dipastikan akan mengembalikan modal dengan cara apa pun pada saat menjabat.

Kalau pilgub kapitalis dibiarkan, yang menjadi pemenang adalah orang-orang yang punya dukungan dana besar, sementara itu calon yang memiliki kemampuan namun dana terbatas tidak akan terpilih. Fenomena itu akan merugikan masyarakat.

"Kalau yang terpilih adalah calon yang memiliki dukungan dana berlebih namun kualitas minim, akan menurunkan kredibilitas parpol yang mencalonkan," imbuh dia dalam sebuah sarasehan yang digelar Mapilu-PWI Jateng.(H7,G17-41a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mamet pegang senjata

Mamet pegang senjata

FGD

FGD